EPISTIMOLOGI IBN TAIMIYAH
Abstract
Epistimologi seringkali diartikan filsafat ilmu, yang mempertanyakan landasan-landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis. Karena memperhatikan landasan-landasan dasar itulah ilmu dapat berkembang sebagai suatu disiplin, yaitu pengetahuan yang mengembangkan dan melaksanakan aturan-aturannya dengan penuh kesungguhanEpistimologi Ibn Taymiyah berpusat pada konsepsinya tentang fitrah. Karena fitra itulah manusia memperoleh pengatahuan, baik fitrah yang inheran dalam firi menusia sejak dilahirkan maupun fitrah yang datang dari luar diri manusia. Fitrah yang pertama berpusat pada daya akal (quwwah al-‘aql). Adapun fitrah yang datang dari luar diri manusia disebut al fitrah al-munazzalah, yaitu wahyu, baik Al Qur’an (al-wahya ghayr al-mutluw) maupun sunnah (al-why ghayr al-mutluw ) Penerimaan Ibn Taymiyah atas kebenaran pengetahuan yang diperoleh melalui cara inituitif (kasyfiyyah) menempetkannya sebagai seorang tokoh sufisme. Abdul Qodir Mahmud, dalam al-falsafah al-sufiyyah fi al- Islam, menempatkannya sebagai seoranga tokoh sufi salaf yang mempunyai teori yang orisional tentang al-mahabbahSalafisme Ibnu Taymiyah sangat tampak dalam menafsirkan akal ini. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa akal berarti suatu kegiatan berupa amal yang berdasarkan ilmu, mengambil manfaat bagi manusia dan mencegah yang memadaratkannya dengan meninjau akibat-akibatnya