MUHAMMAD ARKOUN “SANG PEMIKIR ISLAM MODERNIS”

Abstract

Nalar modern adalah cara berfikir setelah berkembangnya secara berangsur-angsur mulai dari renaisence, aufklarung dan lain sebaginya sampai hari ini masih berlangsung. Nalar Modern bercirikan dengan sikap pemikiran barat yang kritis yang rasional karena pada prinsipnya tidak ada nalar kritis yang tidak bisa menjangkau kebenaran, semakin banyak pendapat pemikiran-pemikiran yang dijadikan kritik nalar maka pemikiran kita akan semakin tajam dan mutakhir. Arkoun menyarankan umat islam agar menghilangkan atau membebaskan diri dari dogmatis dan menggantinya dengan pemahaman yang obyektif tanpa adanya kesalahpahaman dan unsurkepentingan.  Dalam menghadapi sikap kontemporer Arkoun dihadapkan pada tradisi dan budaya dalam hal ini kami berpendapat bahwa tradisi yang dimaksud adalah (kami istilahkan dengan) pra tradisi dan pasca tradisi, artinya adalah keadaan dimana waktu yang sebelum dan sesudah turunnya wahyu atau ayat dan keadaan dimana peradaban mulai berkembang. Modernitas cenderung menolak dua tradisi diatas walaupun pada kenyataannya tiga peradaban ini saling berinteraksi sesuai dengan lingkungan sosial budaya dan historis, adanya perubahan prinsip dalam pemikiran atau bidang-bidang kehidupan yang lain. Dari itu semua ada dua sisi dalam melihat modernitas baik didunia islam maupun barat: a). Kutub klasik kuno dan tradisional. b) Masa depan yang penuh dengan inofatif dan berorientasi serta bercakrawala luas, dua sisi inilah yang akan saling berhubungan antara tradisi dan modern. Masuknya modernitas ke dunia islam melalui proses yang disebut dengan pemaksaan atau serbuan ataupun dengan bahasa kami yaitu pemaksaan yang positif terhadap suatu budaya dan peradaban melalui kekerasan yang bersifat militer. Juga ternyata modernitas tidak selalu berdampak positif terhadap masyarakat tetapi menimbulkan sejumlah tantangan yang ditimbulkan dari modernitas tersebut dan ditambah lagi sudah meluasnya kemajuan bangsa barat yang oleh umat islam sebagai yang tak terpikirkan. Problem dari modernitas bagi umat islam adalah adanya tekanan-tekanan yang menimpa umat islam, despotisme dan lembaga politik serta akses ideologi luar seperti kapitalis, sekularitas, komunis dan lain-lain yang itu semua tidak sesuai dengan umat islam karena umat islam tampak seakan belum siap untuk menghadapi itu semua