Telaah Historis Atas Berdirinya Dan Penyebaran Shi’ah

Abstract

Perjalanan sejarah suatu daulah tidaklah selalu berjalan secara linier, tapi mengalami siklus. Begitu pula daulah Abassiyah. Daulah ini pernah mengukir satu prestasi yang gemilang ketika berada dipuncak keemasan, namun sangat disesalkan bahwa zaman keemasan tersebut tidak bisa bertahan lama disusul berikutnya zaman disintegrasi yang mengantarkan hancurnya daulah itu. Zaman tersebut di atas sering dikenal dengan istilah muluk at Tawaif termasuk daulah yang memerdekakan diri adalah daulah Fatimiyah. Lahirnya daulah Fatimiyah merupakan fakta sejarah dalam kesejahteraan umat Islam, berasal dari satu kelompok kecil (Shi’ah), akhirnya mampu mengukir satu prestasi dalam sejarah perpolitikan dunia Islam, dengan mendirikan satu dinasti (Fatimiah) yang berfaham Shi’ah sekalipun banyak tantangan yang dihadapi terutama dari pemerintah Baghdad. Kehadiran daulah itu sepertinya merupakan panggilan sejarah, kehadirannya mendapat respon yang hangat dari masyarakat setempat, situasi politik saat ini sangat kacau, masyarakat hidup dalam hegemoni pemerintah yang tidak punya ruang bebas untuk bergerak dengan situasi tersebut tampaknya para Da’i Shi’ah menawarkan solusi yang jitu untuk mengangkis masyarakat saat itu. Tawaran tersebut mendapat sambutan yang hangat, daulah Fatimah benar-benar menjadi mahdi yang sangat ditunggu. Para propagandis Shi’ah mempergunakan kesempatan tersebut sebaik-baiknya, bola politik yang mereka mengajak masyarakat untuk memihak kepada kelompoknya, mulai dari Syiria, Hijas, Yaman dan Afrika Utara. Senjata yang mereka gunakan adalah menentang segala bentuk ketidakadilan dalam masyarakat. Hal inilah yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat terutama masyarakat Berker yang saat itu sangat memusuhi pemerintah Aghlabiah. Daulah Fatimiyah tidak puas dengan adanya mendirikan satu daulah, dengan Shi’ah sebagai ideologi negara, dendam kesumat dalam dirinya sangat bermimpi untuk menghancurkan daulah Abbasiyah, idealisme yang tinggi mereka ingin menghancurkan daulah Abbasiyah, idealisme yang tinggi mereka ingin menshi’ahkan seluruh dunia. Untuk keperluan tersebut ekspansi terus dilancarkan berawal dari Rakkada hingga Afrika Utara satu persatu dikuasainya, akhirnya mereka memusatkan pemerintahannya di Mesir. Dengan menguasai transportasi perdagangan tidak dapat disangkal bahwa kemajuan ekonomi sangat pesat, perkembangan intelektual dan kultur pun mengikuti. Makalah ini ingin menyoroti tentang berdirinya daulah ini dan upaya penyebaran Shi’ah terhadap nama daulah Fatimiyah, tentu saja dengan metode diskrptis dan analisa seperlunya, makalah ini tidak akan membahas secara detail tentang perkembangan daulah tersebut, kecuali pada masa al Aziz, perlu dikupas dalam makakah ini, karena pada masa tersebut wilayah kekuasaan sudah begitu melebar, serta Shi’ahsasi dilancarkan.