TUAN GURU AS CAMPAIGNERS: POLITICAL PLAYERS AND SELF INTERESTED LEADERS?
Abstract
Tulisan ini mengkaji para tuan guru Banjar yang terlibat dalam kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kalimantan Selatan. Dengan pilkada gubernur 2005 sebagai studi kasus, penulis ingin menguji apakah para tuan guru tersebut merupakan pemimpin masyarakat dengan kepentingan pribadi semata. Studi ini juga meneliti sejauhmana para ulama Banjar ini mau terlibat dalam kampanye dan apa yang menjadi pertimbangan-pertimbangan mereka. Para ulama yang menjadi narasumber adalah mereka yang dilibatkan, baik secara langsung ataupun tidak, dalam usaha menarik suara pemilih oleh empat dari lima pasangan calon yang bersaing saat itu. Penelitian ini menunjukkan bahwa tuan guru yang diteliti memilih cara yang berbeda dalam membantu calon mereka. Ada yang berkampanye begitu rajin di berbagai ajang dan forum baik yang resmi untuk kampanye atau tidak, namun ada pula membatasi diri hanya pada acara-acara tertentu. Mereka mempunyai motif dan pertimbangan masing-masing baik politik maupun ideologis yang membuat mereka melangkah hingga titik tertentu: mereka berhitung secara rasional. Sebagai imbalan atas kesediaan mereka, para calon memberikan sejumlah ganjaran baik untuk pribadi maupun pesantren, pengajian ataupun organisasi yang dipimpin oleh para ulama ini. Penulis menyimpulkan bahwa tuan guru Banjar yang turut serta berkampanye tidak hanya mengusung kepentingan pribadi.