Proses Komunikasi Dalam Sosialisasi Pilgub Sumatera Barat Tahun 2015
Abstract
Penelitian ini dilator belakangi oleh pelaksanaan komunikasi KPU Sumatera Barat dalam sosialisasi Pilgub Sumatera Barat Tahun 2015 yang tidak mencapai target partisipasi pemilih sebesar 77,5 %. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses penyusunan, penyampaian serta penerimaan pesan sosialisasi, menemukan hambatan dan mengusulkan model proses komunikasi dalam sosialisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dianalisis menggunakan model Boove dan Thil serta glamour theory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi dalam sosialisasi belum maksimal dan pesan tidak tersebar merata diterima khalayak. Proses komunikasi dalam Pilgub Sumbar 2015 terdiri dari 8 (delapan) tahap. Hambatan yang ditemukan selama proses komunikasi yakni hambatan dalam proses, semantik, fisik dan psikologis. Hambatan lain yang ditemukan yaitu keterlambatan regulasi dan perencanaan yang tidak maksimal. Model proses komunikasi yang ditambahkan dalam tahapan komunikasi KPU Sumbar adalah tahap evaluasi. Saran dalam penelitian ini yaitu KPU Provinsi Sumbar perlu membuat perencanaan dengan baik, menggandeng relawan demokrasi yang dibekali dengan informasi pemilihan yang lengkap serta evaluasi sebaiknya dilakukan dalam setiap proses komunikasi. Kata Kunci: Proses Komunikasi, Sosialisasi. Tatap Muka. This research motivate by the implementation of KPU West Sumatra communication in the 2015 West Sumatra Pilgub socialization which did not reach the voter participation target of 77,5%. The research objective are to describe and analyze arrangement process, delivery and acceptance the socialization message, found obstacles and model of communication process in socialization. This research used a qualitative metho, analyze by Boove and Thil Model with the glamour theory. The research found that communication activities in socialization not maximal yet because the message not distribute broadly and accepted by public. The communication process on the 2015 West Sumatera Governor and Vice Governor Election consist of 8 (eight) phase. There are some obstacles found within communication process; obstacles in the process, semantic, physical and psychological. The others are delays in regulation and improper planning. Evaluation phase is model of communication process which is added on communication phase of West Sumatera Election Commission. The research propose that West Sumatera Election Commission have to plan qualified arrangement, cooperate with democratic volunteers which are provided with proper electoral information, then the evaluation should be performed in every process of communication. Keywords: Communication Process, Socialization, Face to face