KEPRIBADIAN DA`I DALAM BERDAKWAH
Abstract
Dai/Penyuluh Agama yang efektif dapat di kelompokkan kepada tiga bagian. Pertama, efektif bagi dirinya sendiri. Artinya, sebelum Dai/Penyuluh Agama memberikan Dakwah Islamiyah kepada orang lain ia harus meng-Dakwah Islamiyah dirinya sendiri. Dai/Penyuluh Agama harus orang yang secara pribadi sehat rohaninya, stabil emosinya, berpandangan baik terhadap dirinya (citra diri yang positif) dan mampu mengatasi masalah pribadi dan keluarganya. Kedua, efektif bagi orang lain (Mad`u). Artinya, Dai/Penyuluh Agama memiliki sejumlah kekayaan kepribadian yang dapat membuat orang lain (Mad`u) merasa senang, nyaman, aman, damai, merasa di hormati dan di hargai. Label-label kepribadian semacam ini tercermin dalam suasana hubungan Dakwah Islamiyah yang penuh penerimaan dan kepedulian, pemahaman dan empati, keterbukaan dan kesejatian serta mendengarkan dengan baik dari pihak Dai/Penyuluh Agama. Ketiga, kemampuan atau keterampilan dasar Dai/Penyuluh Agama. Artinya, seorang Dai/Penyuluh Agama yang efektif, disamping memiliki kepribadian yang efektif bagi dirinya sendiri dan orang lain (Mad`u), ia harus memiliki kemampuan atau keterampilan dasar agar dapat mengkomunikasikan kepribadiannya dalam proses Dakwah Islamiyah. Dimensi keterampilan ini merupakan dimensi kognitif yang meliputi kompetensi intelektual, kelincahan karsa cipta atau fleksibelitas dan mampu mengembangkan keakraban selama proses Dakwah Islamiyah berlangsung, bahkan di luar hubungan Dakwah Islamiyah. Kata Kunci: Da’i, da’wahIslamiah, komunikasi