TINJAUAN KRITIS METODE HERMENEUTIKA (Studi Komparatif antara Salaf al-Shalih dan Kaum Liberal)

Abstract

Al-Qur’an adalah  sumber hukum utama dalam Islam. Keagungan kedudukan al-Qur’an menjadikan metode tafsir memiliki peranan pentingdalam memahami makna-maknanya. Metode terbaik dalam menafsirkan al-Qur’an adalah menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an, menafsirkanal-Qur’an  dengan al-Sunnah, dan menafsirkan al-Qur’an  dengan perkataan  sahabat.  Metode tersebut dikenal dengan istilah Tafsîr bi al- Matsȗr. Selain metode Tafsîr bi al-Matsȗr, dibolehkan juga menafsirkanal-Qur’an  dengan  akal  atau  pendapat  yang  berlandaskan  ilmu  yang benar  sesuai  dengan  kaidah-kaidah  ilmu tafsir.  Pembolehan  tersebutsesuai dengan tujuan diturunkannya  al-Qur’an,  yaitu untuk ditadaburi. Adapun menafsirkan al-Qur’an  tanpa dasar  ilmu yang benar hukumnya haram  dalam  Islam. Tafsir yang dibangun  di atas  akal  atau  pendapattanpa dasar ilmu termasuk berkata tentang Allah  tanpa ilmu. Di antara bentuk penyelewengan dalam menafsirkan al-Qur’an  tanpa ilmu adalah menafsirkan  al-Qur’an  menggunakan  hermeneutika.  Metode hermeneutika adalah metode tafsir yang berasal dari kaum di luar Islam, di antaranya  digunakan untuk menginterpretasi Bibel. Dampak dari penggunaan metode tersebut adalah penyelisihan terhadap kaidah-kaidah umum Islam,    relatifisme  tafsir,  mencerca  ulama  Islam,  dekonstruksikonsep wahyu, dan  juga mereduksi sisi kerasulan  Muhammad  yang menyampaikan wahyu. Oleh kaum Liberal, hermeneutika digunakan untuk menafsirkan al-Qur’an. Sehingga, apa yang dilakukan oleh kaum Liberal semakin mengaburkan dan menghancurkan ajaran-ajaran Islam. Penggunakan   hermeneutika   juga   termasuk   tindakan   yang   menodai kaidah-kaidah ‘ilmiyyah yang disepakati ulama tafsir dalam menafsirkan al-Qur’an kalâmullah. Kata kunci: Tafsîr bi al-Matsȗr, hermeneutika, liberal