WAHYU DAN AKAL DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN

Abstract

Akal   merupakan   instrumen   fundamental   yang   Allah   S.W.T ciptakan dalam diri manusia. Dengan akal, seseorang dapat bernalar, menganalisis, dan melahirkan ide-ide inovatif, kreatif, dan variatif. Bahkan,   dewasa   ini   stratifikasi    sosial   seseorang   dan   jabatan strategisnya  di tengah masyarakat seringkali ditentukan  oleh produk akal yang dilahirkannya. Terutama yang berkaitan dengan dunia sain dan teknologi modern.Meski  demikian,  dalam  perspektif  al-Qur`an akal  itu  bukanlah segala-galanya. Karena pada tataran  tertentu,  kompetensi  dan daya nalar akal tidak mampu untuk menjangkaunya. Apalagi jika dikorelasikan dengan masalah absolutisme kebenaran beragama, maka seseorang tidak bisa mengandalkan akalnya semata. Oleh karena itu, Allah S.W.T menurunkan wahyu sebagai referensi definitif dalam menetapkan  kebenaran  yang  mutlak.  Wahyu  yang  Allah  turunkan sama sekali tidak kontradiksi dengan akal yang sehat. Bahkan, antara wahyu dan akal bisa saling bersinergi dalam menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Pada saat yang sama, akal tidak boleh arogan, tetapi harus tunduk dan patuh terhadap wahyu. Kata Kunci: Wahyu dan Akal, Perspektif al-Qur`an