Pemanfaatan Anggrek Spesies Kalimantan Tengah Berbasis Kearifan Lokal yang Berpotensi sebagai Bahan Obat Herbal

Abstract

Pemanfaatan anggrek spesies dari Kalimantan Tengah yang berpotensi sebagai bahan obat herbal berbasis kearifan lokal perlu dikaji. Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober hingga Desember 2016. Tempat penelitian: koleksi anggrek spesies Kalimantan Tengah di Jl.Temanggung Tilung XIII Palangka Raya. Pemanfaatan anggrek spesies berdasar kearifan lokal berasal dari hasil wawancara pemilik kebun yang didukung  dengan  data  hasil  studi  literatur.  Spesies  anggrek  dari Kalimantan Tengah yang bermanfaat sebagai bahan obat herbal adalah batang dan daun anggrek tewu tadung/anggrek tebu (Grammatophylum speciosum) sebagai bahan obat kista dan uwei menyame (Bromheadia finlaysoniana (Lind.) Miq.) sebagai salah satu komponen obat sakit pinggang. Beberapa anggrek spesies yang berpotensi sebagai bahan obat herbal  dan  fitoterapi  berdasar  studi  literatur  antara  lain:  rhizome anggrek bambu (Arundina graminifolia (D. Don) Hochr) mengandung senyawa Arundinan mempunyai aktivitas anti bakteri. Daun Phalaenopsis manii  mengandung  phalaenopsine.  Seluruh  bagian  tumbuhan  Eria bambusifolia  Lindl.  Kimar  digunakan  untuk  mengatasi  keasaman lambung yang berlebihan dan gangguan sakit perut. Anggrek Coelogyne cristata   mengandung   Coeloginanthrin,   Coeloginanthridin,   dan Combretastatin  C-1.  Daun  Dendrobium  crumenatum  Sw.  (anggrek merpati) dapat digunakan untuk tapal pada bisul dan jerawat.