PENGGUNAAN HADIS DALAM TAFSIR AL-MARAGHI
Abstract
"> Penafsiran Al-Quran telah berlangsung sejak zaman sahabat hingga zaman modern. Berbagai metodedan teori serta teknik penafsiran telah tumbuh berkembang. Seiring dengan mobilitas manusia yangsemakin tinggi, maka penyajan tafsir Al-Quran yang praktis menjadi satu tuntutan. Tafsir Al-Maroghiditulis untuk menjawab tuntutan tersebut sehingga dalam penulisannya disederhanakan denganmenghindari sejumlah langkah penafsiran yang dinilai dapat menghambat pemahaman pembaea terhadappetunjuk al-Quran. Penggunaan hadis dalam Tafsir Al-Maraghi untuk menafsirkan Al-Quran tidak hanyamelibatkan hadis-hadis yang menjelaskan pokok makna suatu Iafal dalam suatu ayat. melainkan jugamelibatkan hadis-hadis tentang asbab al-nuzul dan hadis-hadis yang mendukung keberadaan stukturkalimat atau makna lafal yang tidak secara langsung. Data yang diperoleh dalam panelitian ini adalahbahwa dalam penafsiran surat al-fatihah dan al-Baqarah ditemukan 197 buah hadis dan riwayat denganfungsi yang berbeda-beda. yaitu 27 hadis di antaranya menjelaskan sabab al nuzul. 57 hadis mengenaipokok makna lafal, dan 113 hadis sebagai pendukung atau makna umum. dari aspek teknik pengutipan,92 hadis dikutip dengan disebutkan referensinya secara jelas dan selebihnya tida disebutkan referensinya,sethingga untuk mengetahui referensinya harus ditahrij terlebih dahulu. selanjutnya dari aspek kashahihanhadis yang dikutip; 177 hadis merupakan hadis shahi, 14 hadis belum diketahui keshahihannya atau belumditemukan ulama yang menilainya, 3 hadis dinilai dha‘if, dan 3 riwayat bukan hadis.