WAWASAN HADIS NABI TENTANG WARA'
Abstract
Antara hadis dan tasawuf sebagai cabang keilmuan dalam Islam, kerap memberikan sisi perbedaan secara konseptual maupun praktkal. Tasawuf sebagai amalan simbolik dar perenungan mistisme Islam tidak jarang berujung pada pertentangan dengan praktik nabawi dalam sunnahnya. Tuduhan bid’ah bahkan sesat terhadap praktik riyadhah sufistik sering dihadapkan pada teks hadis nabi. Artikel ini mencoba mengurai salah satu amal maqam sufistik, yakni Wara dalam perspektif hadis. Secara dialogis Maqam Wara akan ditelusuri sejauh mana keberadaan dan pemaknaannya dalam riwayat hadis. Dialog ini akan mengantarkan pada kesimpulan bahwa tidak ada pertentangan antara tasawuf dan hads. Karena pada personafikasi amal ‘mursyid agung’ yakni Rasulullah SAW. Disinilah konsep tasawuf nabawi bisa menjadi wawasan penting khususnya dalam tema wara.