Peningkatan Pemahaman Materi Kuantisasi Besaran Fisis pada Calon Guru Fisika menggunakan Metode Diskusi Kelas dan Scaffolding
Abstract
Physical quantities quantization is an essential subject in Quantum Physics. The topic used as a bridge and a starting point of the revolution of physical thinking into the real Quantum Physics. This study aims to determine the application of discussion methods to enhance the learning outcomes of physics education students on the topic of quantization of physical quantities. This research conducted at the Physics Department, Universitas Negeri Surabaya on the subject of Quantum Physics. This research is a Classroom Action Research with research object is students of Physics Education B 2012 and students who programmed Quantum Physics course in academic year 2014/2015. The study conducted with two cycles. In the first cycle, the learning outcomes are 63.6%. The cycle is continued until the learning outcomes more than 75%, that is, in the second cycle is 79.4%. The main difference between cycle 1 and cycle 2 is the presence of scaffolding by lecturers in the second cycle. Scaffolding was given in the form of helping questions so that the students can explain the concept of the material being taught and the discussion process can run better.Kuantisasi besaran fisis merupakan materi penting dalam Fisika kuantum. Topiknya merupakan jembatan dan titik awal revolusi pemikiran Fisis dikenalnya Fisika Kuantum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pendidikan fisika pada materi kuantisasi besaran fisis. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Fisika Universitas Negeri Surabaya pada matakuliah Fisika Kuantum khususnya materi Kuantisasi Besaran Fisis. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan obyek penelitian mahasiswa Pendidikan Fisika B 2012 dan/atau mahasiswa yang memprogam matakuliah Fisika Kuantum pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian dilakukan dengan 2 siklus. Pada siklus pertama, hasil belajar mahasiswa sebesar 63,6%. Siklus dilanjutkan hingga hasil belajar mahasiswa lebih dari 75% yakni pada siklus kedua sebesar 79,4%. Perbedaan utama dari siklus 1 dan siklus 2 adalah adanya scaffolding oleh dosen di siklus kedua. Scaffolding yang diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan bantuan agar mahasiswa mampu menjelaskan konsep materi yang diajarkan dan proses diskusi dapat berjalan dengan lebih baik.