LEARNING ACTIVITY RASULULLAH (STUDI HERMENEUTIK-FILOSOFIS)
Abstract
Dalam perjalanannya, terdapat stigma diametral penggambaran Rasulullah Muhammad SAW yang mendekorasi historisitas manusia. Pada satu sisi rame-rame orang memuji Rasulullah SAW sebagai sosok dan tokoh yang sangat mempengaruhi perjalanan umat manusia dan peradaban di dunia. Pada sisi lain, terdapat gambaran minor tentang Rasulullah, yang sesungguhnya bila diteliti lebih seksama, gambaran minor tersebut akan meruntuhkan stigma positif sebagaimana yang digambarkan sebelumnya. Sebagai seorang Nabi yang menjadi patron dan cermin posistif bagi manusia khususnya dalam ilmu pengetahuan dan pendidikan, maka gambaran diri rasulullah harus memiliki makna positif bagi manusia lainnya khususnya dalam konteks pengetahuan dan pendidikan. Kegelisahan akademik yang muncul dari personifikasi minor Rasulullah Adalah bagaimana mungkin Rasulullah akan menginstruksikan sebuah komando pembelajaran, padahal ia sendiri tidak mengalami pembelajaran tersebut atau tidak melakukannya (padahal al-Qur’an mencerca perbutan menyuruh sesorang melakukan sesuatu sementara ia sendiri tidak melakukannya). Dalam tataran yang lebih fundamental, epistemologis, gambaran reduktif tentang pengetahuan Rasul, mengisyaratkan bahwa Rasulullah secara epistemologis hanya menempuh atau melalui salah satu varian epistemologis semata, intuisi misalnya, tanpa melalui rasionalisme, empirisme, eksistensialisme, fenomenologi bahkan hermeneutika sekalipun. Sementara di sisi yang lain, dari perspektif pengembangan ilmu pengetahuan, tertutupnya kajian tentang proses pembelajaran Rasulullah. Di sinilah letak signifikansi penelitian terhadap pembelajaran Rasulullah untuk memperoleh jawaban yang memadai bagaimana sebenarnya sosok Rasulullah dalam konteks pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan penelaahan terhadap kepustakaan yang berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar Rasulullah. Dengan kata lain, penelitian ini adalah kepustakaan murni. Penelitian ini menggunakan metoda content analysis. Data yang didapatkan di analisa melalui perbandingan dengan bacaan-bacaan atau pemikiran lain. Pada akhirnya, terutama dalam analisa data, dilakukan pula kritisisme baik dari komparasi tersebut maupun melalui pemberian interpretasi dari peneliti sendiri.