POTENSI PROPOLIS SEBAGAI ANTIDIABETES BERDASARKAN ANALISIS SAYATAN HISTOLOGI PANKREAS
Abstract
Abstract: Diabetes mellitus is a chronic disease characterized by hyperglycemia for long time. Hyperglycemia is proven increase oxidative stress due to the production of reactive oxygen species that exceeds the ability of the natural antioxidant defenses, causing deficiency and insulin resistance. In this study, the effect of propolis as an antidiabetic was observed based on qualitative analysis of incision histology. 55 male mice (Mus musculus SW.) were divided into 5 groups: KN (normal control), P1, P2, P3 and KDM (diabetes control) induced diabetes with alloxan dose 200 mg/kg bw intraperitoneally. Propolis solution 50, 100 and 175 mg/kg bw given to P1, P2 and P3, while distilled water was given to KN and KDM by oral gavage for 21 days. Pancreatic incision histology is done every 7 days. Results of the qualitative analysis of histological cuts showed that the diameter of the islets of Langerhans in P1, P2 and P3 is smaller than KN (diameter 100-200 m). The heaviest pancreatic damage demonstrated by DM with no propolis treatment. Repairing of damage in the islets of Langerhans in mice treated with propolis showed that propolis potentially as an antidiabetic . Key words: diabetes, propolis, histology, pancreas, antioxsidan, alloxan Abstrak: Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia untuk waktu yang lama. Hiperglikemia terbukti meningkatkan stress oksidatif akibat produksi reactive oxygen species (ROS) yang melebihi pertahanan antioksidan alami sehingga menyebabkan defisiensi dan resistensi insulin. Pada penelitian ini dilihat peran propolis sebagai antidiabetes berdasarkan analisis terhadap sayatan histologist mencit. Sebanyak 55 ekor mencit (Mus musculus SW.) jantan dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu KN (kontrol normal), P1, P2, P3 dan KDM (kontrol diabetes) yang diinduksi DM dengan pemberian dosis alloxan 200 mg/kg bb secara intraperitoneal. Larutan propolis 50, 100 dan 175 mg/kg bb diberikan kepada P1, P2 dan P3 sedangkan akuades diberikan kepada KN dan KDM secara oral gavage selama 21 hari. Pembuatan sayatan histologi pankreas dilakukan setiap 7 hari. Hasil analisis kualitatif sayatan histologi menunjukkan bahwa diameter pulau Langerhans pada P1, P2 dan P3 lebih kecil dibandingkan dengan KN (diameter 100-200 μm). Kerusakan pankreas terberat ditunjukkan oleh kelompok DM yang tidak mendapatkan perlakuan peropolis. Perbaikan kerusakan pulau Langerhans pada mencit yang diberi perlakuan propolis menunjukkan bahwa propolis berpotensi sebagai antidiabetes. Kata kunci: diabetes, propolis, histologi, pankreas, antioksidan, alloxan