Nalar Zakir Abdul Karim Naik (Perspektif Aliran-Aliran Filsafat)
Abstract
Sejak tahun 2004, sosok Zakir Abdul Karim Naik, yang biasa dipanggil Zakir Naik, melakukan pencerahan Islam yang sarat bernuansa logis, rasionalitas, ilmiah, bahkan filosofis. Pencerahan keagamaannya tidak dalam bentuk ceramah agama sebagaimana biasanya yang dilakukan oleh para ulama dan kiyai Muslim. Pertama tidak cenderung dilakukan di mesjid. Kedua, tidak cenderung dihadiri hanya oleh Muslim semata, namun justru banyak dari kalangan non Muslim, penganut agnotisisme, bahkan ateis sekalipun. Hal ini adalah suatu yang fenomenal. Nalar pemikiran Zakir Naik dapat dinyatakan merupakan bentuk gabungan antara nalar rasionalitas, nalar ilmiah, dan nalar religius. Alur-alur nalarnya dapat diukur dengan nalar filsafat, yang membentuk kontribusi jelas, baik di dunia da’i, dan dunia ilmiah. Bahwa dalam dunia ilmiah nalar Zakir Naik telah mampu menampilkan sebuah konsep integrasi ilmu, tujuan kehidupan, dan tujuan pengenalan terhadap hasil-hasil riset-riset ilmiah, yang tidak lain adalah untuk pendekatan dan pengenalan akan Allah SWT.