Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Pemikiran Islam di Indonesia

Abstract

Teologi Mu’tazilah berpengaruh terhadap perkembangan pemikiran Islam di Indonesia. Salah satu tokoh intelektual Muslim kontemporer yang pemikirannya teologi Mu’tazilah, yakni Harun Nasution. Ia berpendapat bahwa kebangkitan pemikiran Mu’tazilah sangat penting bagi modenisasi Islam. Ia berpendapat bahwa rasionalisasi teologi Islam merupakan komponen esensial dalam program modernisasi  yang lebih luas  dalam masyarakat Islam. Harun Nasution berkesimpulan bahwa masyarakat Islam yang akan bersentuhan dengan kemoderenan  mesti mengganti kalam Asy’ari dengan kalam Mu’tazilah. Ia juga menegaskan bahwa rasionalisme merupakan di antara tema sentral al-Qur’an, Islam nabi Muhammad beserta para sahabatnya merupakan keislaman yang bersifat rasional. Hermeneutika Nasution berbeda dari penafsir klasik dan kontemporer, ia tidak melakukan penafsiran untuk berusaha mengeluarkan makna ayat per ayat, tetapi lebih berusaha untuk mengeluarkan tema umum dari sejumlah besar ayat. Tema yang paling menonjol  adalah rasionalitas. Pembongkarannya terhadap rasionalisme Barat dan Islam kelihatannya telah menandai sebuah usaha untuk menemukan Islam rasional dan kemoderenan Islam. Mu'tazila Theology influenced on the development of Islamic thought in Indonesia. One of contemporary Muslim intellectuals which his thought was Mu'tazilah theology, namely Harun Nasution. He argued that the resurgence of Mu'tazila thought was very important for modernization of Islam. He argued that the rationalization of Islamic theology was an essential component in a wider modernization program in Islamic societies. Harun Nasution concluded that the Islamic community would have contact with modernity might replace the Ash'ari kalam with Mu'tazila kalam. He also asserted that rationalism was among the central themes of the Koran. The Islamic of Prophet Muhammad and his companions was an Islamic rational. Nasution hermeneutic was different from classical and contemporary interpreters, he did not do the interpretation for trying to remove the meaning of the verse-by-verse, but rather sought to exclude the general theme of a large number of verses. The most prominent theme was rationality. The demolition toward Western rationalism and Islam seemed to have marked an attempt to find a rational Islam and Islamic modernity.