Metodologi Penelitian dalam Kajian Islam (Suatu Upaya Iktisyaf Metode-Metode Muslim Klasik)

Abstract

Makalah ini mengkaji tentang metode-metode penelitian dalam kajian-kajian Islam. Hal ini berlandaskan bahwa Islam tidaklah meletakan ilmu itu dalam kerangka dikotomis. Yang membedakannya adalah nilai-nilai manfaat dan maslahat. Munculnya pemikiran yang diklaim sebagai paham dikotomis ilmu agamawi dan duniawi, secara historis, tampaknya salah satu konsekuensi dari era disintegrasi. Kelanjutannya, muncul statemen bahwa ilmu yang agamawi (ilmu-ilmu agama) harus mendapat perhatian yang lebih ketimbang ilmu yang duniawi (ilmu-ilmu dunia). Kemudian, pahala ilmu agamawi dipandang lebih banyak dibanding ilmu-ilmu duniawi. Statemen dan pandangan semacam ini tentu saja tidak memiliki dasar pijakan atau dalil yang jelas. Sedangkan metode-metode penelitian dalam kajian-kajian Islam ada empat macam, yakni: metode bayani, metode burhani, metode tajribi, metode ‘irfani. This paper examined about the methods of research in Islamic studies. It was based on that Islam did not put science in a dichotomous framework. What distinguished it was the benefit values and benefit. The emergence of thought which was claimed as a dichotomous understanding of the science of religious and secular, historically, it seemed one of the consequences of the era of disintegration. The sequel, appear statement that the science of religion (religious sciences) should receive more attention than the secular science (science world). Then, the reward of religion science was seen more than secular sciences. Such statements and views certainly did not have a foundation or a clear proposition. While the methods of research in Islamic studies there were four kinds, namely: bayani method, the method Burhani, tajriibi method, the method of 'Irfani.