PENDUGAAN UMUR SIMPAN SIRUP TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb), MADU DAN EKSTRAK IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) DENGAN MODEL ARRHENIUS DAN MODEL Q10

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi (pendugaan) umur simpan sirup (sirup temulawak madu dan ekstrak ikan gabus) berdasarkan parameter total padatan terlarut, pH dan jumlah mikroorganisme. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap menggunakan 3 taraf perlakuan yaitu suhu penyimpanan sirup pada 5o C (P0), 25o C (P1), dan 35o C (P2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka nilai total padatan terlarut sirup semakin menurun dari rata–rata 63,43%Brix menjadi rata–rata 57%Brix. Nilai pH menunjukkan semakin meningkat yaitu rata–rata berkisar 5,31-6,6. Sedangkan jumlah mikroorganisme menunjukkan semakin lama penyimpanan, jumlah total mikroorganisme sirup semakin meningkat yaitu 2,6x101 hingga 7,6x102 koloni/g. Estimasi umur simpan sirup dengan menggunakan model Arrhenius didapatkan umur simpan sirup yang disimpan pada suhu 5o C (9 hari), 25o C (3 hari) dan 35o C (1 hari). Sedangkan estimasi umur simpan dengan menggunakan model Q10 untuk sirup yang disimpan pada suhu beku yang diasumsikan sebagai suhu penyimpanan untuk pendistribusian produk didapatkan masa kadaluarsa produk sirup pada suhu -5o C (18 hari) dan suhu 0o C (12 hari). Secara statistik, penyimpanan sirup pada minggu pertama pada suhu 5o C, 25o C, 35o C memberikan pengaruh yang signifikan (p=0,000) terhadap total padatan. Demikian juga, suhu penyimpanan memberikan pengaruh yang signifikan (p=0,001) terhadap pH sirup. Namun laju peningkatan jumlah total mikroorganisme pada sirup, baik pada minggu kedua (P=0,382), minggu ketiga (p=0,419) dan keempat (p=0,256). masing–masing secara statistik tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.