PENINGKATAN EFISIENSI PROSES PRODUKSI DI KELOMPOK USAHA NATA DE COCO KECAMATAN PONGGOK, KABUPATEN BLITAR

Abstract

Blitar memiliki sumber daya alam kelapa di Jawa Timur dan menjadi industri penghasil kopra dengan hasil samping sabut, tempurung, dan air kelapa. Air kelapa yang belum dimanfaatkan secara luas menjadikannya sebagai peluang untuk menjadi industri nata de coco. Industri nata de coco di kecamatan Ponggok di Blitar masih kurang higienis sehingga kegagalan produksi masih tinggi, sehingga perlu perbaikan pada sanitasi ruang produksi, pekerja, dan peralatan. Selain itu, kurangnya pengetahuan pemilik usaha terhadap penggunaan bahan tambahan makanan yang aman dan dosisnya tepat untuk menghasilkan nata de coco yang memiliki nilai jual tinggi dan mampu bersaing di pasar. Masalah mendesak lainnya adalah kemasan produk nata de coco yang terdiversifikasi ke dalam minuman siap saji nata de coco. Kebutuhan kemasan tahan suhu tinggi dalam proses sterilisasi dan keterbatasan mesin kemasan juga berkontribusi terhadap bisnis yang masih belum dikembangkan. Layanan masyarakat ini bertujuan untuk memperbaiki proses sanitasi pekerja, lingkungan dan peralatan di industri nata de coco, Kecamatan Ponggok, Blitar, memberikan pengetahuan tentang Good Food Production (CPPB), serta teknologi mesin kemasan. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan menerapkan sanitasi kepada pekerja, lingkungan, dan peralatan yang digunakan, tingkat kegagalan dapat dikurangi. Selain itu, penggunaan aditif makanan berupa bisulfit dengan dosis maksimal 200 ppm dapat memperpanjang umur simpan nata de coco dan menghasilkan produk yang bisa bersaing dengan produk sejenis yang dibuat oleh produsen besar