UJI BORAKS DAN FORMALIN PADA JAJANAN DISEKITAR UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
Abstract
Keamanan pangan merupakan suatu hal yang harus diperhatikan karena dapat berdampak pada kesehatan, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Menurut data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sepanjang tahun 2012, insiden keracunan akibat mengonsumsi makanan menduduki posisi paling tinggi, yaitu 66,7%. Salah satu penyebab keracunan makanan adalah adanya kandungan bahan tambahan pangan seperti formalin, boraks, dan pewarna tekstil dalam makanan. Disekitar Universitas Yudharta Pasuruan banyak sekali penjual jajanan, seperti ; cilok, mie basah, bakso, kudapan makanan ringan, dan aneka minuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jajanan yang mengandung boraks dan formalin dan untuk mengetahui jajanan yang aman dan tidak aman bagi anak-anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random dengan asumsi sampel yang banyak diminati anak-anak dan dicurigai mengandung boraks dan formalin, sehingga didapatkan sampel sebanyak 9 sampel jajanan yang didapatkan dari 7 penjual jajanan. Kemudian sampel diberi kode A, B, C, D, E, F, G, H dan I. Dalam penelitian ini uji boraks dan formalin dilakukan secara kualitatif yaitu menggunakan test kit boraks dan tes kit formalin. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 sampel makanan jajanan yang diuji, 2 sampel positif mengandung boraks yaitu sampel H dan I. Sedangkan untuk uji formalin, tidak satu pun sampel jajanan yang mengandung formalin. Sehingga bisa disimpulkan bahwa jajanan yang aman dikonsumsi adalah sampel A, B, C, D, E, F dan G. Sampe-sampel tersebut dinyatakan negatif mengandung boraks dan formalin.