BAHTSUL MASAIL SEBAGAI BUDAYA PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

Abstract

Pendidikan pada era globalisasi, dituntut adanya kemajuan tidak sekedar mencukupi kebutuhan kognisi level rendah. Pendidikan diharapkan berorientasi pada kemampuan aplikatif bahkan analisis. Terjadinya ledakan pengetahuan menuntut perubahan pola mengajar dari yang hanya sekedar mengingat fakta menjadi pengembangan kemampuan berpikir kritis. Bahtsul Masail adalah forum diskusi agama yang mengakar kuat dan menjadi tradisi di kalangan pesantren. Forum ini secara normatif diadopsi dan diatur dalam kelembagaan NU. Bahtsul Masail dalam kelembagaan Syuriah NU merupakan usaha perumusan fatwa kolektif melalui diskusi bersama oleh para pakar, baik yang termasuk anggota struktural maupun dari kalangan para kiai pesantren. Kesepakatan hukum dari fatwa kolektif adalah representasi kelompok yang lebih kuat dari fatwa individu. Fatwa kolektif yang lahir dari ijtihad kelompok memiliki kelebihan, yaitu: menerapkan prinsip musyawarah, serta mewujudkan sikap saling melengkapi. Forum Bahtsul Masail melatih para pesertanya untuk berpikir terbuka dan tidak kaku dalam memutuskan persoalan. Bahtsul Masail merupakan aktivitas yang telah berlangsung sebagai praktik yang hidup di tengah masyarakat muslim nusantara, menjadi pengejawantahan tanggung jawab ulama dalam membimbing dan memandu kehidupan keagamaan masyarakat sekitarnya. Bahtsul Masail merupakan forum yang dinamis, demokratis, berwawasan luas. Karakteristik Bahtsul Masail sebagai pembelajaran Konstruktivistik adalah aplikasi pembelajaran aktif. Hasil nyata Bahtsul Masail adalah rasa tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam pemecahan masalah umat melalui pemilihan konten pembelajaran dan pemerluasan konteks pembelajaran yang dihadapkan pada situasi riil.