Save Maryam: Islam, Toleration and Religious-Exclusivism in Social Media

Abstract

Munginkan eksklusivisme agama bisa dihadapi di media sosial? Revolusi media yang sedemikian rupa telah membuka kemungkinan bagi lembaga-lembaga keagamaan untuk menjangkau pengikutnya dalam kisaran yang lebih luas. Makalah ini akan mengamati gagasan menghadapi eksklusivisme agama ini di media sosial dengan mempertimbangkan re-konseptualisasi gagasan konvensional toleransi di era media sosial. Untuk menilai argumen ini, secara hati-hati diuji tanggapan pemuda Indonesia terhadap video bermain pendek, berjudul bintang Maryam yang dapat didownload di media sosial, seperti Facebook, YouTube, Twitter, dan blog terkait lainnya. Dengan analisis semca ini, kami berpendapat bahwa toleransi dapat didefinisikan sebagai upaya budaya untuk menghadapi eksklusivisme agama.