PENERAPAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1 REJOSO KAB. PASURUAN
Abstract
Abstrak: Penelitian ini dlatar belakangi oleh fakta banyaknya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep dasar Negara dan ideologi Negara. Mereka juga banyak mengalami kesulitan untuk menguraikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila serta menunjukkan contoh-contoh nilai positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah langkah proses pembelajaran dengan metode jigsaw yang dapat meningkatkan penguasaan kompetensi dasar siswa kelasVIII B SMP Negeri 1 Rejoso terhadap materi pembelajaran Pancasila sebagai dasar Negara?. (2) Bagaimanakah gambaran aktifitas belajar siswa dengan metode jigsaw yang dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Rejoso terhadap materi pembelajaran Pancasila sebagai dasar Negara? (3) Apakah penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan motifasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Rejoso terhadap materi pembelajaran Pancasila sebagi dasar Negara? Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini mengunakan model PTK Kolaboratif Kemis & Taggart (1984), dengan setting penelitian di SMPN 1 Rejoso, dan subyek penelitian siswa kelas 8 B. Kolaborator yang terlibat adalah guru PKn kelas 7. Dalam penelitian ini digunakan dua macam analisis data yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Kesimpulan penelitian ini yaitu: (1) Metode jigsaw dapat meningkatkan penguasaan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Rejoso terhadap materi Pancasila sebagai dasar Negara pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. (2) Penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Rejoso terutama mengenai keseriusan siswa mengikuti arahan guru untuk berlajar kelompok. (3) Penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Rejoso berdasarkan data formatif I dan tes formatif II tampak terdapat peningkatan yang signifikan, hal ini tampak pada hasil formatif I rata-rata siswa yang mampu menjawab soal tes 65,25 % dan mengalami kesulitan 34,75 %, sedangkan pada hasil tes formatif II yang mampu menjawab soal tes 91,5% dan yang mengalami kesulitan 8,5%. Maka telah terjadi kenaikan sekitar 26,25%.