EKSPLOITASI PEREMPUAN Kasus Penerbitan Majalah Play Boy di Indonesia

Abstract

Penerbitan majalah Play Boy yang mengacuhkan budaya, adat dan protes/kegelisahan banyak orang adalah sikap keras yang telah memancing berbagai bentuk tindakan kekerasan. Argumen penerbitan majalah Play Boy di Indonesia yang bersandar pada demokrasi atau HAM, dan bahwa hukum belum mengaturnya adalah kurang berdasar sama sekali, sebab demokrasi memperhatikan suara minoritas akan tetapi cenderung mengutamakan suara mayoritas, sedangkan pelaksanaan HAM juga memiliki konteks dan struktur sosial sendiri serta memperhatikan hukum yang berlaku. Sementara, penerbitan majalah Play Boy cenderung mementingkan kepentingan dan keuntungan bisnis pribadi, tidak mengindahkan dampak sosialnya bagi generasi muda dan martabat kaum perempuan (baca: Indonesia). Di sinilah letak eksploitasi tubuh perempuan dalam kasus penerbitan majalah Play Boy di Indonesia yang kemudian melahirkan adanya spiral kekerasan di tengah masyarakat.