KONSEP KELUARGA SAKINAH DALAM TRADISI BEGALAN
Abstract
In the marriage ceremony Kaliwedi villagers, Banyumas, known begalan tradition is believed to be starting reinforcements for both the bride and groom. Begalan also serves as a cue for the provision of family life both bride and groom. Begalan played by Joko Joko Sengkolo and Kelantung. Both plays begalan by way of dialogue, they become media transformation of symbolic values contained in begalan equipment. When viewed from the side of the sociological meaning contained in begalan have met nine family functions ie , functions of Biological, Economic, Love, Education, Protection, Socializing, Recreation, Family Status and Function of Religion. If what is in begalan be accepted and executed by both the bride and groom do not rule out the possibility that the function of the family will go well and undoubtedly happy family life and prosperity will be formed. [Dalam upacara perkawinan masyarakat Desa Kaliwedi, Banyumas, dikenal tradisi begalan yang dipercaya sebagai tolak bala untuk kedua calon pengantin. Begalan juga berfungsi sebagai wejangan untuk bekal kehidupan keluarga kedua calon pengantin. Begalan diperankan oleh Joko Sengkolo dan Joko Kelantung. Keduanya memerankan begalan dengan cara berdialog, mereka menjadi media transformasi nilai-nilai simbolik yang terkandung dalam perlengkapan begalan. Jika dilihat dari sisi sosiologis makna yang terkandung dalam begalan telah memenuhi sembilan fungsi keluarga yaitu, fungsi Biologis, Ekonomi, Kasih Sayang, Pendidikan, Perlindungan, Memasyarakatkan, Rekreasi, Status Keluarga dan Fungsi Beragama. Jika apa yang ada dalam begalan bisa diterima dan dijalankan oleh kedua calon pengantin tidak menutup kemungkinan bahwa fungsi keluarga akan berjalan baik dan niscaya kehidupan keluarga yang bahagia dan sejahtera akan terbentuk.]