NILAI-NILAI PERDAMAIAN DALAM TEKS WACAN SINDUJOYO BABAD KROMAN GRESIK Values of Peace of Wacan Sindujoyo Babad Kroman Gresik Manuscript

Abstract

Para wali, ulama, kyai, dan santri terdahulu, dalam menyampaikan nasehat-nasehat keagamaan, selain menggunakan bahasa lisan juga menggunakan bahasa tulisan (teks). Teks wacan Sindujoyo babad Kroman Gresik merupakan salah satu teks Jawa pesisiran yang digunakan Ki Ageng Tarub untuk mengangkat kisah Sindujoyo dengan bahasa lokal (Jawa). Melalui pendekatan analisis isi, artikel ini menemukan kearifan lokal budaya Jawa yang berisi nilai-nilai perdamaian. Nilai-nilai perdamaian tersebut terdeskripsikan dalam pupuh asmarandana, dhandhanggula, pangkur, durma, sinom, kinanthi, mijil, dan megatruh. Nilai-nilai perdamaian dalam teks tersebut bercerita tentang pentingnya nilai persaudaraan. Nilai persaudaraan  tersebut  diilustrasikan  oleh Kiai Sindujoyo, Iman Sujana, Salam, dan Salim dalam mencapai kesempurnaan hidup yang memiliki visi- misi kesamaan etnis dan ideologis. Temuan lain dari teks ini adalah diceritakan tentang pergulatan politik antara Sunan Amangkurat dan Tumenggung Banyumas. Kiai Sindujoyo ditunjuk Sunan Amangkurat bertindak sebagai duta perdamaian dalam penangkapan Tumenggung Banyumas. Dalam penangkapan tersebut kiai Sindujoyo tidak membawa pasukan perang, tetapi menyamar sebagai santri yang dibantu oleh Iman Sujana, Salam, dan Salim. Dalam istilah Jawa, diplomasi ini dikenal dengan semboyan nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake. Kata kunci: teks wacan Sindujoyo, analisis isi, nilai persaudaraan, perdamaian