INTERFERENSI MORFOLOGIS PUISI RUBA‘I HAMZAH FANSURI
Abstract
Interferensi dapat terjadi ketika seseorang menggunakan dua bahasa atau lebih, dan kemudian terjadi kontak bahasa. Lazimnya, ia terjadi dalam bahasa lisan dan tulisan. Dalam sastra Nusantara, Salah satu contoh representatif dalam interfernsi bahasa tulis adalah puisi Ruba>‘i karya Hamzah Fansuri. Ia dapat dikatakan seorang individu yang dapat memakai dua bahasa atau lebih di tengah masyarakat dan terjadi kontak bahasa sehingga terjadi interferensi bahasa, atau lebih tepatnya, terjadi proses interferensi morfologis. Objek penelitian ini adalah kata-kata yang mengalami interferensi secara morfologis dalam puisi Ruba> ‘i karya Hamzah Fansuri, penelitian ini adalah kajian pustaka dengan metode deskriptif-kualitatif. Teknik pada translasional digunakan untuk menganalisis data. Permasalahan yang ingin dijawab adalah (1) bentuk-bentuk interferensi morfologis, dan (2) sebab-sebab terjadinya interferensi bahasa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, terdapat 241 kata yang mengalami interferensi secara morfologis. Bentuk-bentuk interferensi berupa afiksasi dan bentuk kata gandaan (majemuk). Afiksasi yang terjadi berupa imbuhan prefiks (awalan), sufiks(akhiran), dan konfiks (awalan dan akhiran). Kedua, terdapat dua sebab utama terjadinya interferensi, yaitu faktor linguistik dan faktor non-linguistik. Faktor linguistik diantaranya: tidak ada padanan kata dalam bahasa Melayu, terbawanya bahasa ibu, kosakata Arab ringkas kata luas makna. Faktor non-linguistikdiantaranya: Hamzah Fansuri seorang multilingual, Hamzah Fansuri seorang sufi, pengaruh Islamisasi di Nusantara, puisi sebagai budaya kesusastraan awal Islam di Nusantara, sertaberkembangnya tulisan Jawi (Melayu-Arab). Kata kunci: Hamzah Fansuri, interferensi, ruba‘i, proses morfologis.