IDIOLOGI DAN POLITIK KEKUASAAN KAUM MU’TAZILAH

Abstract

Abstrak Kemunculan Mu’tazilah pada mulanya adalah berakar dari masalah teologi tentang pelaku dosa besar. Dimana Khawarij menyatakan bahwa ia adalah kafir, Murji’ah menyatakan bahwa ia tetap mu’min; kemudian Mu’tazilah meresponnya dengan menyatakan bahwa pelaku dosa besar tempatnya antara mu’min dan kafir. Kemudian aliran ini berlanjut menjadi satu aliran teologi. Kejayaan aliran Mu’tazilah muncul pada masa khalifah Abu Ja’far Abdullah Al Ma’mun, yang menganut aliran ini. Bahkan Mu’tazilah dijadikan mazhab resmi negara. Al Ma’mun dalam mengekspresikan kefanatikannya, ia mengadakan mihnah, yaitu suatu ujian bagi mereka apakah mereka sefaham dengan faham Mu’tazilah yang menyatakan bahwa Al Qur’an itu adalah mahluk. Sedangkan faham yang berkembang pada masa itu adalah bahwa Al Qur’an itu qadim. Bagi pembangkang Al Ma’mun memberikan hukuman dengan diturunkan dari jabatannya, dan bagi yang keras kepala, Al Ma’mun menjatuhi  hukuman mati. Mihnah terus berlangsung dari satu generasi khalifah ke generasi lainnya., bahkan sampai ada yang membunuh dengan tangannya sendiri dalam kedudukannya sebagai khalifah. Kata Kunci: Idiologi,Politik Kekuasaan