KONTEMPLASI POLITIK (BELAJAR DARI KISAH PERANG BADAR MENURUT SIRAH IBNU HISYAM DAN AL-THABARI)
Abstract
Abstrak Pada saat Nabi sudah hijrah ke Madinah memang masih sering terjadi peperangan antara orang Islam dengan kafir Quraisy, diantaranya adalah perang Badar. Perang badar ini merupakan salah satu perang yang sangat menentukan masa depan negara Islam.[1] yang terjadi pada tahun kedua di daerah Badar kurang lebih 120 km dari Madinah. Pada dasarnya perang badar ini ada tiga macam, yaitu perang Badar pertama, perang badar kubra, dan perang badar yang terakhir (Ghazwah al-Sawiq) terjadi pada abad keempat hijrah. Namun dalam makalah ini hanya kita fokuskan pada perang Badar Kubra saja yang dianggap sangat penting bagi perkembangan Islam. Perang badar kubra ini didahului oleh Sariyah Abdullah Ibn Jahsy ke daerah Nakhlah yang berada di antara Mekkah dan Thaif yang terjadi pada bulan Rajab tahun ke-2 H. Sariyah inilah yang menjadi penyebab paling kuat terhadap perang Badar Kubra.Kata Kunci: Kontemplasi, Politik, Perang Badar[1] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta Raja Grafindo Persada, 1997) cet 6, hal 27