Tafsir Al-Qur’an pada Masa Nabi Muhammad Saw Hingga Masa Kodifikasi
Abstract
Tulisan ini menguraikan pengertian tafsir dan ta’wil serta perkembangan tafsirsejak masa Nabi Muhammad saw hingga masa kodifikasi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan historis dengan content anlysis.Pada masa Nabi Muhammad saw, penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an menjadi otoritas beliau. Namun, beliau hanya menafsirkan ayat- ayat Al-Qur’an yang dianggapnya penting dan yang ditanyakan oleh sahabtnya. Oleh karena itu, tafsir dari beliau hanya sedikit. Dan sumber penafsiran beliau adalah ayat-ayat Al-Qur’an dan Sunnah. Pada masa sahabat, penafsiran sahabat memiliki empat sumber yaitu: ayat-ayat Al-Qur’an, sunnah nabi, pendapat sahabat sendiri dan isrāilyyah. Sahabat menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan pendapatnya atau dengan isrāilyyah ketika mereka tidak menemukan penjelasannya dari Al-Qur’an atau dari sunnah. Adapun pada masa tabi`īn, penafsiran tabi`īn memiliki lima sumber yaitu: ayat-ayat Al- Qur’an, sunnah nabi, pendapat sahabat, pendapat tabi`īn sendiri dan isrāilyyah. Tabi`īn menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan pendapatnya atau dengan isrāilyyah ketika mereka tidal menemukan penjelasannya dari Al- Qur;an atau dari sunnah atau dari pendapat sahabat. Akan tetapi, penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an pada masa nabi dan sahabat diketahui dari mulut ke mulut, karena kodifikasi tafsir dilaksanakan pada akhir masa kerajaan umaiyyah, meskipun kodifikasi itu masih dalam bab khusus dalam kitab-kitab Hadis. Sesudah itu barulah perkembangan kodifikasi tafsir dilaksanakan secara terpisah dari kitab-kitab Hadis ke kitab khusus untuk tafsir.Kata kunci: Tafsir, Qur’an, masa kodifikasi dan masa Nabi