Jejak Kegemilangan Intelektualisme Islam dalam Pentas Sejarah Dunia: Kontribusi Ilmiah Kaum Mawali Persia pada Periode Klasik

Abstract

Sejarah dan peradaban Islam senantiasa melibatkan etnis dalam setiaptahapan kemunculan, perkembangan, kemajuan hinggakemundurannya. Artinya sepanjang sejarahnya, dari masa klasiksampai masa modern, peradaban Islam tidak terlepas dari peran etnisdi dalamnya, baik etnis Arab maupun non Arab. Etnis dalam maknasemantiknya dapat mengacu kepada suku, kabilah, klan ataukomunitas sosial yang diikat oleh kesamaan-kesamaan priomordial;kesamaan keturunan atau genealogi (berasal dari darah yang sama)dan kesamaan geografis (wilayah). Secara operasional, etnis jugabermakna suatu entitas kebangsaan, perwujudan dari kesamaanprimordial di atas. Selain etnis Arab, pada kenyataannya etnis nonArab juga ikut berperan secara signifikan dalam proses peradabanIslam tersebut. Bahkan menurut Ibn Khaldun, meskipun pada awalkemunculan dan perkembangannya peradaban Islam itu berada diJazirah Arab, namun bangsa yang lebih banyak perperan dalam prosesperkembangan dan kemajuan peradaban tersebut adalah etnis nonArab. Etnis non Arab inidalam sejarah dan peradaban Islam dikenaldengan al-mawali, khususnya etnis non Arab yang menganut agamaIslam. Di antara al-mawali yang berperan dalam proses peradabantersebut adalah etnis Mawali (Persia), Turki, Afrika dan lainnya. Padamasa Daulah Abbasiyah, peran al-Mawali sangat signifikan. Bahkanberkat kontribusi dan peran signifikan etnis al-mawali, masa daulahini dalam sejarah dan peradaban Islam sering disebut sebagai masapuncak kegemilangan peradaban Islam dan masa keemasan (thegolden age). Masa khalifah al-Ma’mun merupakan masa puncakperadaban Islam, khususnya dalam ilmu pengetahuan dankebudayaan, sehingga memberikan pengaruh konstruktif terhadapkemajuan ilmu pengetahuan awal abad pertengahan dalam dunia Islamdan dalam dunia Barat modern secara umum.Kata kunci: peradaban Islam, intelektualisme Islam, Mawali Persia.