Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Multikultural di Institut Agama Islam Negeri Kendari

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membangun konsep falsafah tiga etnisbesar masyarakat Sulawesi Tenggara dalam pembelajaran civiceducation. Meneropong pendidikan multikultural dalam ruang mikrobaik pergaulan, sikap maupun perilaku belajar mahasiswa IAINKendari yang berasal dari tiga etnis besar tersebut. Falsafah lokaldalam pembelajaran ini diyakini dapat menanamkan nilai-nilaimultikultural kewarganegaraan di Indonesia. Dengan menggunakanmetode deskriptif kualitatif dan pendekatan etnografi, hasil penelitianmenujukkan bahwa ketiga falsafah tersebut dapat memberikankontribusi yang sangat berarti dalam kehidupan multikultural dimasyarakat, terutama di kalangan generasi muda masyarakat SulawesiTenggara. Hal ini karena falsafah ini mengajarkan pentingnya nilainilaimoral dalam bermasyarakat, Falsafah Buton yaitu pomae-maeka,popia-piara, pomaa-maasiaka, dan poangka-angkataka. FalsafahMuna yaitu Dapoangka-angkatau, dapopia-piara, dapomasi-masigho,dapoadha-adhati dan Falsafah Tolaki yaitu Medulu mbenao, Medulumbonaa, Medulu mboehe. Penerapan ketiga falsafah ini dalamkehidupan bermasyarakat dapat mempengaruhi perilaku generasimuda untuk tidak melakukan tindak kekerasan, merampas hak oranglain, penggunaan obat-obat terlarang, dan terorisme. Implementasi laindari hal tersebut dalah tetap terjaganya kehidupan multikultural diSulawesi Tenggara, hal ini dibuktikan dengan ditetapkannya PropinsiSulawesi Tenggara oleh UNDP sebagai propinsi yang aman dannyaman dari konflik walupun propinsi ini bertetangga dengan daerahyang berkonflik seperti Poso dan Ambon. Oleh karena itu, dapatdikatakan bahwa falsafah ini dapat memberikan kontribusi bagipengembangan pendidikan multikultural di Indonesia.Kata Kunci: Falsafah, Buton, Muna, Tolaki, Pendidikan,multicultural, Kewarganegaraan