EKONOMI ISLAM DAN PERSAINGAN GLOBAL ANTARA HARAPAN DAN TANTANGAN
Abstract
Tulisan tentang pengembangan ekonomi Islam dalam persaingan global antara tantangan dan harapan ini dimaksudkan untuk meningkatkan eksistensi syariat Islam di tengah-tengah derasnya kompetisi global dan implementasi misi Islam yang rahmatan li al alamin. Hal ini dilakukan sebagai langkah pendasaran, pengawala dan mengarahkan orientasi dalam berbagai dimensi kehidupan terutama dibidang ekonomi Islam atau ekonomi syari’ah sekaligus sebagai antisipasi pemberlakuan MEA, GATT, dan pasar bebas secara global. Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah simultan, integratif interkonektif dan menjauhkan pendekatan yang terpisah, individual dan terkotak-kotak. Dengan pendekatan tersebut diharapkan akan saling memberi masukan, mengontrol dan menyempurnakan. Kajian ekonomi Islam sesungguhnya tidak terlepas dari persoalan ekonomi sebagai aktifitas umat manusia dalam mencapai keinginan dan memenuhi kebutuhannya secara praktis-operasional sekaligus sebagai Ilmu pengetahuan (Ilmu ekonomi Islam) yang memberikan dasar dan orientasi secara teoritik-konseptual. Sebagaimana diketahui bahwa ekonomi Islam muncul di saat perekonomian modern lambat dalam menghadirkan solusi atas problematika ekonomi kontemporer, yang telah gagal menyelesaikan persoalan kemanusiaan, sosial ekonomi suatu Negara. Tulisan ini dimaksudkan sebagai upaya reaktualisasi dan revitalisasi ekonomi Islam yang pernah Berjaya dimasa lampau dan mencarikan solusi terhadap problem dan krisis ekonomi global yang banyak menyesatkan (memadu tradisi dan mengembangkan modernitas). Konsep ekonomi Islam yang khas, unik dan distingtif sangat berbeda dengan ekonomi kapitalisme atau sosialis. Sebagaimana dikatakan Abdul Gafur bahwa dalam dalam perkembangan kontemporer ekonomi Islam merupakan buah pikiran dari para ekonom Muslim pada abad ke-20 Masehi. Jika dalam pemikiran ekonomi Islam klasik dibagi menjadi tiga fase, maka pemikiran ekonomi Islam kontemporer ini dibagi menjadi tiga aliran, yaitu aliran iqtishādunā, aliran mainstream, dan aliran alternatif. Masing-masing dari ketiga aliran ini memiliki corak pemikiran yang berbeda- beda. This essay about Islamic economy development in the era of global competence is aimed to raise the existence of Islamic laws in the middle of global competition and to implement rahmatan li al alamin Islam mission. It is done as an act to base and control the orientation in various life dimensions, especially in Islamic economy or shari’ economy. It also acts as an anticipation of the implementation of MEA, GATT, and global free market. The approach used in this essay is simultaneous, integrative, interconnected. It avoids separated, individual approach. Therefore, it is expected that the approach will give, control and perfect the input. The study of Islamic economy is in line with the matter of economy as human activity to achieve the desires and fulfill the needs practical-operationally. It also serves as a subject (Islam economics) that provides base and orientation theoretically-conceptually. As it is known, Islamic economy emerges in time when modern economy slowly offers solutions for contemporary economical problems, and has failed humanity social economical problems in a state. This essay is meant to be an effort to reactualize and revitalize Islamic economy. It had once thrived in the past and given solutions to global problems and crises which misled many times (it combines tradition and develop modernism). The typical, unique as well as distinctive concept makes Islamic economy different from capitalism or socialist economy. Abdul Gafur had mentioned that the development of contemporary Islamic economy is the products of Moslem economists in the 20th century. While classical Islamic economy is divided into three phases, contemporary Islamic economy is divided into three types namely iqtishādunā, mainstream, and alternative. Each of these has different way of thinking.