PLURALISME DALAM TASAWUF

Abstract

Wahdatul Al-Adyan (kesatuan agama-agama) yang merupakan pandangan awal dari Al Hallaj pada dasarnya memandang bahwa agama yang dipeluk oleh seseorang merupakan hasil pilihan dan kehendak Tuhan, bukan sepenuhnya pilihan manusia sendiri. Oleh karenanya pandangannya bersikeras jangan sekali-kali mengajak seseorang kepada suatu agama, karena sesungguhnya itu akan menghalangi untuk sampai kepada tujuan yang kokoh. Tetapi ajaklah melihat asal atau sumber segala kemuliaan dan makna, maka dia akan memahaminya. Pandangan ini melihat bahwa wahdatul al-adyan memandang sumber agama adalah satu, yakni Tuhan yang sama, sehingga wujud agama hanya bungkus lahirnya saja. Berbicara tentang konsep yang satu dan banyak, kalangan sufi memulainya dari konsep wahdat al wujud (kesatuan wujud) yang merupakan kerangka pemahaman dari Ibnu Arabi sebagai kelanjutan dari pemahaman hululnya Al Hallaj. Tuhan tidak bisa dipahami kecuali dengan memadukan dua sifat yang berlawanan pada-Nya, bahwa wujud hakiki hanyalah satu, yakni al Haqq. Meski wujud-Nya hanya satu, Tuhan menampakkan diri-Nya (tajalli) dalam banyak bentuk yang tidak terbatas pada alam.