AKANKAH MASYARAKAT YANG BAHAGIA MENJAGA LINGKUNGANNYA?

Abstract

ABSTRAK Berbagai studi sebelumnya mengungkap bahwa ketika individu dapat menunjukkan perilaku yang berkontribusi terhadap pelestarian alam, dapat dikatakan bahwa individu tersebut memiliki subjective well-being (SWB) yang tinggi karena perilaku ekologi dikategorikan sebagai perilaku positif yang berkontribusi pada munculnya perasaan positif, seperti kebahagiaan dan kepuasan. Individu dengan SWB yang baik juga diketahui akan mampu menunjukkan perilaku pro-lingkungan karena perilaku tersebut bisa meningkatkan kualitas lingkungan hidup mereka yang secara timbal balik meningkatkan kepuasan hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku pro-lingkungan dan SWB pada masyarakat Jakarta, sebagai salah satu kota besar dengan tingkat masalah lingkungan yang tinggi. Penelitian ini diikuti oleh dua ratus sembilan belas responden yang merupakan warga Jakarta yang berusia 20-40 tahun dengan status sosial ekonomi menengah ke a ditunjukkan oleh pendapatan yang lebih besar dari biaya, dan kemampuan menabung. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku pro-lingkungan dengan SWB (r = 0,075; ρ = 0.268> 0.05). Temuan dari penelitian ini akan berguna untuk penelitian selanjutnya, terutama dalam mengukur faktor lain yang memprediksi perilaku pro-lingkungan pada masyarakat perkotaan, serta merancang intervensi yang tepat untuk memodifikasi perilaku pro-lingkungan mereka. Kata Kunci: Perilaku Pro-lingkungan, Subjective Well-being ABSTRACT Previous studies found that when individuals can demonstrate behaviors that contribute to nature preservation, it can be said that he has a high level of Subjective Well-being (SWB). It is because the ecological behavior is categorized as positive action which contributes to the emergence of the positive feelings, such as happiness and satisfaction. Vice versa, individual with good SWB found would be able to show pro-environmental behavior as it could improve the quality of their environment which reciprocally promotes their general life-satisfaction. However, study related to SWB and pro-environmental behavior in Indonesia has never been conducted before. Therefore this study aims to determine the relationship between pro-environmental behavior and SWB among Jakarta citizen. This study involved two hundred and nineteen Jakarta’s people aged 20-40 years old with middle socioeconomic status indicated by incomes, which is greater than expenses and saving ability. The results reflected that there was no significant relationship between pro-environmental behavior and SWB (r = 0.075, ρ=0268>0.05). This study provides a different insight into how to change urban society’s behavior to be more concerned about their environment. Findings from this study will be useful for subsequent research, particularly in assessing other factors associated with pro-environmental behavior, as well as designing appropriate interventions to modify their environmental behavior. Keywords: Pro-Environmental Behavior, Subjective Well-Being