Analisis Perencanaan Secara Ekonomi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Terbarukan (Studi Kasus: Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta)
Abstract
Pembangunan PLTH di Indonesia membutuhkan perencanaan dan perhitungan yang tepat sehingga diharapkan dapat membangun pembangkit listrik hibrid menggunakan energi terbarukan yang sesuai seperti yang diharapkan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan pembangkit listrik adalah keadaan topografi suatu wilayah, misalnya kecepatan angin dan intensitas penyinaran matahari. Lokasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Gunung Kidul, Yogyakarta. Salah satu alasannya karena kondisi alam di daerah tersebut sangat berpotensi menghasilkan energi, terutama energi panas matahari dan energi tenaga angin. Setelah ditemukan lokasi yang tepat untuk penerapan PLTH, dilakukan analisis beban dan energi yang dihasilkan oleh sistem pembangkit. Analisis tersebut disimulasikan menggunakan software HOMER yang outputnya berupa analisis kelistrikan, arus keuangan (cash flow), emisi serta kelayakan investasi. Energi yang dihasilkan pembangkit digunakan untuk distribusi air, kelistrikan rumah tangga serta penerangan jalan. Total beban yang harus dipenuhi yaitu sebesar 157,36 kWh dalam sehari pemakaian atau 4.720,86 kWH dalam sebulan. Dari hasil simulasi HOMER, pembangkit listrik yang direkomendasikan yaitu 40 kW PV, 5 kincir angin 50 kW, 240 buah baterai 12 VDC serta inverter 400 kW. Dari kedua pembangkit listrik tersebut dihasilkan energi sebesar 77.494 kWh/tahun yang didapat dari PV yang menghasilkan energi sebesar 56.570 kWh/tahun dan tenaga angin yang menghasilkan 20.924 kWh/tahun. Dari output sebesar itu, diperoleh harga per-kWh energi sebesar $0,152/kWh. Sistem pembangkit akan mencapai BEP pada tahun ke-14 setelah sistem berjalan dan setelah tahun ke-15, keuntungan pertahunnya sebesar Rp. 73.645.416. .