TUHAN, AGAMA, DAN KEBENARAN (MEMBACA ULANG LOGIKA KEBENARAN AGAMA DALAM KERANGKA PEMIKIRAN FILSAFAT)

Abstract

Agama merupakan fenomena universal umat manusia. Meski tidak semua manusia kemudian beragama, namun pada kenyataannya, mereka punya keyakinan masing-masing tentang yang transenden. Di sisi lain, ketika manusia beragama, yang sering terjadi adalah pemutlakan terhadap kebenaran agama masing-masing. Pemutlakan ini pada akhirnya bisa menutup pintu dialog. Karena itu, mendiskusikan kembali kebenaran agama menjadi penting dilakukan. Tulisan ini hendak menginventarisir berbagai pandangan para filsuf agama tentang makna kebenaran agama. Tokoh utama yang dijadikan dasar pengkajian adalah John Hiks dan W.C Smith berdasarkan teori kebenaran agama yang ditulis oleh Hendrik M. Vroom yang berjudul “Religions and The Truth, Philosophical Reflection and Perspectives”. Tentang kebenaran agama, John Hiks menyimpulkan bahwa kebenaran bisa diperoleh dari agama apapun, karenanya jalan keselamatan dimiliki oleh semua agama. Sehingga pada akhirnya, semua manusia sebenarnya sedang menyembah pada Tuhan yang sama (divine One). Sementara itu W.C. Smith menyimpulkan bahwa dalam beragama yang paling inti adalah to love god (mencintai Tuhan). Kebenaran tunggal adalah milik Tuhan, sementara kebenaran pada tataran manusia adalah kebenaran dengan “b” kecil yang bersifat nisbi.