PEREMPUAN: PERSPEKTIF FILSAFAT, TASAWUF DAN FIQIH

Abstract

Dalam tradisi pemikiran filsafat Islam, perempuan tidak dibedakan dengan laki-laki, tapi justru disetarakan, sepanjang ia mempunyai kemampuan lebih. Stressingnya adalah kemampuan intelektual dan bukan jenis kelamin. Sementara itu, dalam perspektif Tasawuf (spiritualitas Islam), relasi laki-laki perempuan juga tampak adil dan setara. Hal ini disebebkan ajaran utama tasawuf adalah kebersihan hati dalam upaya mencapai kedekatan dengan Tuhan. Persoalan utamanya adalah bagaimana mencapai Tuhan sedekat-dekatnya dan bahwa Dia semakin dirindukan dan dicintai. Untuk mencapai tingkat tersbut tidak ada syarat laki-laki, karena masing-masing orang, laki-laki maupun perempuan, mempunyai kesempatan yang sama. Oleh karena itu, pemikiran yang bias gender, lebih banyak – tidak semuanya- didapati dalam hukum (fiqih) dan tafsir yang berkaitan dengan hukum. Sementara itu, dalam kajian filsafat dan tasawuf yang tidak banyak bersentuhan dengan kepentingan penguasa, tampak lebih murni dan bebas dari bias gender. Inilah mestinya yang patut disosialisasikan.