TRADISI UPACARA KEMATIAN PADA MASYARAKAT NAHDHIYYIN DALAM TINJAUAN AGAMA DAN ADAT
Abstract
Setelah Nabi Muhammad saw wafat (570-632 M)1 dan Islam mulai melakukan kontak dengan dunia luar, ajaran Islam kemudian ditafsirkan oleh pemeluknya secara herbeda akibat perbedaan kehidupan sosialnya. Penafsiran yang berbeda itu melahirkan keragaman pemahaman di bidang Syariah dan Akidah, terutama terkait dengan persoalan yang belum pernah muncul pada masa Nabi Muhammad saw, di antaranya tentang praktik keagamaan yang disebut dengan istilah Islam populer. Perdebatan ulama dalam menyikapi praktik keagamaan populer kemudian menjadi salah salu tema dalam studi Islam. Di antara praktik keagamaan populer dalam masyarakat Islam yang menjadi perhatian ulama tentang upacara siklus kehidupan dan jiarah makam tokoh yang diyakini sebagai wali Allah untuk mendapatkan berkah. Banyak praktek keagamaan popular dalam masyarakat Islam yang telah dilakukan dalam praktek keagamaan popular itu cukup beragam, antara lain adalah sebagai berikut; Islam lokal lawan dari Islam universal, Islam praktis lawan dari Islam tekstual, Islam rakyat lawan dari Islam ulama, Islam simbolik lawan dari Islam normatif, Islam popular lawan dari Islam ofisial, tradisi kecil lawan dari tradisi besar, Islam nyata lawan dari Islam normatif. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan mengupas dari salah satu keragaman tradisi kematian yang ada di Indonesia khususnya yang dilakukan oleh warga Nahdiyin.