GAGASAN ABDURRAHMAN WAHID TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN (1970-1980)
Abstract
The major problem of this article is how Abdurrahman Wahid’s ideas on developing pesantren education. It is elaborated into major sub-problems, namely the pesantren existence in the political frame of the New Order in the decades of 1970s and 1980s, Abdurrahman Wahid’s view on pesantren, and on the framework of developing pesantren education. This research is designed as qualitative one using hermeneutic and content analysis approaches. The findings of this research show that the phenomena of inability of pesantren in facing the New Order power, the policies of non pro-pesantren regime, and political suppression and systematical marginalization to pesantren done by the New Order regime in the decades of 1970s and 1980s became the factors that opened the way for the emergence of pesantren educational development ideas. Meanwhile, the common manifestations of the stagnant and apprehensive pesantren conditions were the internal factors encountered by pesantren at that time. To change these pesantren conditions, innovative ideas, namely “pesantren dynamicization” was introduced.---Masalah utama tulisan ini adalah bagaimana gagasan Abdurrahman Wahid tentang pengembangan pendidikan pesantren. Hal ini diuraikan menjadi sub-masalah utama, yaitu keberadaan pesantren dalam kerangka politik Orde Baru dalam dekade 1970-an dan 1980an, pandangan Abdurrahman Wahid tentang pesantren, dan dalam rangka pengembangan pendidikan pesantren. Penelitian ini dirancang secara kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis hermeneutik dan isi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena ketidakmampuan pesantren dalam menghadapi kekuasaan Orde Baru, kebijakan rezim non pro-pesantren, dan penekanan politik dan marginalisasi sistemik terhadap pesantren yang dilakukan oleh rezim Orde Baru pada dekade 1970-an dan 1980 menjadi faktor yang membuka jalan bagi kemunculan gagasan pengembangan pendidikan pesantren. Sementara itu, manifestasi umum dari kondisi pesantren yang stagnan dan memprihatinkan adalah faktor internal yang dihadapi pesantren saat itu. Untuk mengubah kondisi pesantren ini, maka ide inovatif, yaitu “dinamika pesantren” diperkenalkan.