Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional Studi Pemikiran Gender Ulama NU di Kecamatan Trangkil Pati
Abstract
A systemic gender inequality in society is a result of reconstruction of society’s religious and cultural values. The role of ulama is needed to eliminate this inequality. As intellectual and moral leader of the ummat, ulama holds a strategic position to create an intellectual and moral building of the ummat which is manifested in daily life, including in patriarchal gender relationship. The NU ulama of district Trangkil Pati is one of traditional authority holders which have dynamics in thought deserved to be studied. Despite the fact that patriarchal thought is still dominating the majority of NU members, counter to hegemony done by some progressive ulama seems to be able to build a new understanding of gender which is more equal.--- Ketidaksetaraan gender sistemik di masyarakat merupakan hasil rekonstruksi nilai-nilai agama dan budaya masyarakat. Peran ulama dibutuhkan untuk menghilangkan ketidaksetaraan ini. Sebagai pemimpin intelektual dan moral ummat, ulama memegang posisi strategis untuk menciptakan bangunan intelektual dan moral umat yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hubungan gender patriarki. Ulama NU di kabupaten Trangkil Pati adalah salah satu pemegang otoritas tradisional yang memiliki dinamika pemikiran yang layak untuk dipelajari. Terlepas dari kenyataan bahwa pemikiran patriarki masih mendominasi mayoritas anggota NU, melawan hegemoni yang dilakukan oleh beberapa ulama progresif nampaknya mampu membangun pemahaman baru tentang gender yang lebih setara.