TEPUNG LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA) MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS MODEL SINDROMA METABOLIK

Abstract

Diet tinggi lemak dan fruktosa dapat menginisiasi terjadinya sindroma metabolik, diantaranya dislipidemia, hiperglikemia, dan resistensi insulin. Labu kuning dengan varietas Cucurbita Moschata diketahui memiliki kadar karotenoid yang tinggi, terutama α dan β-karoten, β-criptoxanthina, lutein, dan zeaxanthin. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan post test only group design menggunakan tikus Sprague Dawley kedalam 5 kelompok (Kelompok kontrol normal : tikus sehat; Kelompok kontrol hiperglikemia: diet tinggi lemak & fruktosa (DTLF) ; Kelompok tepung labu kuning 0,16g/200g BB: DTLF + tepung labu kuning 0,16g/200g BB ; Kelompok tepung labu kuning 0,32g/200g BB: DTLF + tepung labu kuning 0,32g/200g BB; Kelompok tepung labu kuning 0,64g/200g BB: DTLF + tepung labu kuning 0,64g/200g BB). Pemberian diet tinggi lemak & fruktosa (DTLF) dilakukan selama 25 hari berturut-turut, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah. Dilanjutkan pemberian tepung labu kuning dilakukan selama 4 minggu. Data dianalisis dengan uji parametrik yaitu one-way ANOVA dan uji t berpasangan dengan nilai probabilitas p<0,05. Hasil uji oneway ANOVA terhadap delta kadar GDP menunjukkan perbedaan yang bermakna antar kelompok (p<0,05), dan hasil uji post hoc didapatkan bahwa delta kadar GDP K3, K4, K5, dan K2 berbeda secara bermakna p<0,05. Hasil uji T berpasangan menunjukkan bahwa kadar GDP K2, K3, K4, dan K5 menunjukkan perbedaan yang bermakna setelah induksi DTLF dan setelah intervensi tepung labu kuning, sehingga dapat disimpulkan bahwa intervensi tepung labu kuning dapat menurunkan kadar GDP.Kata kunci : Sindroma metabolik, kadar glukosa darah, labu kuning, karotenoid.