Membingkai Ajaran Islam Dengan Produk Multimedia “Hakikat Kaya” dalam Film Dokumenter Religi Bukan Seperti Miskin Tidak Seperti Kaya

Abstract

This article is a result of a research about how to pack islamic teachings in a multimedia product which can enjoy by sense of hearing and sense of eyesight at once, that’s film. The result is a religious documentary film by the title Bukan Seperti Miskin Tidak Seperti Kaya, which is framing hadis Rasulullah SAW about the truth of richness, that is “richness doesn’t lie in the abundance of (worldly) goods, but richness is the richness of the soul (heart, self).” This concept visualized by the living condition and story of a man named Makmur who lived in the bamboo huts. Islamic values such as unpretentious, patience, sincere, thankfulnes, and qana’ah, take a colour of content of pervormative documentary film, which depicts reality of life with more subjective, expressive, stylish, and indepth display.***Tulisan ini merupakan hasil penelitian tentang bagaimana mengemas ajaran Islam dalam suatu produk multimedia yang bisa dinikmati indra pendengar dan penglihat sekaligus, yaitu film. Adapun hasilnya adalah sebuah film dokumenter religi berjudul Bukan Seperti Miskin Tidak Seperti Kaya yang membingkai sabda Rasulullah SAW mengenai hakikat kaya yakni “bukanlah kekayaan dengan banyaknya harta benda, akan tetapi kekayaan yang hakiki adalah kaya jiwa (hati).” Konsep tersebut divisualisasikan melalui pengalaman dan kisah hidup seorang lelaki bernama Makmur yang tinggal di gubuk bambu. Nilai-nilai ajaran Islam lain seperti kesederhanaan, sabar, ikhlas, syukur, dan qana’ah, turut mewarnai isi film dokumenter bertipe performatif ini, yang mana menampilkan kehidupan nyata dengan gambaran lebih subjektif, ekspresif, stylish, dan mendalam.