STRATEGI DAN MANAJEMEN DAKWAH LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII) KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG
Abstract
The purpose of this study was to determine the strategy and the management of the Indonesia Institute of Islamic Dawah (LDII) in District Tugu Semarang. In this study, the writer used an interview method toward the LDII Chairman of the district. Indeed, she also used the literature method by using the books, the documents, the articles and the reports to complete this study. The findings showed that as an organization, LDII uses good strategy and management in conducting Islamic da’wah. The strategies include some aspects of religion, sport, and cadre to the LDII congregations. Its activities are usually conducted daily, weekly, and annually. This study, then, gives some recommendation to conduct a sustainable research on the strategy and management of LDII in District Tugu Semarang. In addition, it is proven that LDII can socialize with other Muslims in carrying out religious practices, so people do not need to consider this group as an Islamic Jamaah because in some cases, most people still think about it.***Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi serta manajemen yang digunakan Lembaga Dakwah Islam Indonesia di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan Ketua LDII Kecamatan Tugu. Selain menggunakan metode wawancara, juga menggunakan metode kepustakaan. Penulis menggunakan buku, dokumen, artikel serta laporan untuk melengkapi penelitian ini. Temuan dari penelitian ini antara lain: 1) Sebagai sebuah organisasi, LDII menggunakan strategi dan manajemen yang baik dalam melakukan dakwah Islam. 2) Strategi dakwah yang digunakan oleh LDII mencakup strategi di bidang keagamaan, di bidang olahraga, serta pengkaderan bagi jamaahnya. Kegiatan di dalam LDII bersifat harian, mingguan sampai tahunan. Rekomendasi dalam penelitian ini antara lain:1) Adanya penelitian yang berkelanjutan terhadap strategi dan manajemen LDII di Kecamatan Tugu. 2) Dalam menjalankan ritual keagamaan, LDII bisa membaur dengan umat Islam lainnya, sehingga masyarakat tidak menganggap LDII sebagai Islam Jamaah. Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa LDII adalah Islam Jamaah.