Tanggapan Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Pendidikan Agama Di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Abstract

Religious education in school holds a great deal of importance, as seen by its basis in judgments and its important role in society. Yet critics of religious education implementation and practices still appear in society. Therefore, efforts in searching for weaknesses in religious education in schools are needed, including gathering information on advantages and disadvantages. The Center of Religious Education Research and Development and Religious Life has executed a research survey of the variety of senior high school participants’ behavior in the year 2011. The results of the research indicate that, in general, the participants endorse the religious education major. Based on the data, the Indonesian language major was the favorite, while the religious education major was 15thout of 22 major studies. Most of the participants who chose religious education as their favorite cited the importance of religion in real life and the importance of gaining knowledge of one’s own religion. Religious education is not among the favorites of participants because of difficulties in the material, the inconvenient way of in which teachers convey the material, and the lessons which require an abundance of memorization, making religious education outside school more interesting to study. Outside of school, religious teachers are considered more convenient, fun, and attractive when conveying knowledge. Religious education, of course, gives positive effects by building character and encouraging good behavior among the participants. Most of the participants agree that religious education should become one of the tests in the national final examinations. Pendidikan Agama di sekolah memiliki posisi yang penting, baik dilihat dari landasan yuridis maupun dari peran strategisnya di masyarakat. Namun demikian, sampai saat ini, masih terdapat sejumlah kritik terhadap implementasi pendidikan agama di sekolah danimplikasinya bagi kehidupan sosial di sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan upaya terus menerus untuk menemukan berbagai kelemahan Pembelajaran Pendidikan Agama di Sekolah antara lain melalui penelitian-penelitian untuk memperoleh informasi kelebihan dan kekurangannya. Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat pada tahun 2011 telah melakukan penelitian survei tentang Perilaku Keberagamaan Peserta Didik Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Penelitian ini  menghasilkan  kesimpulan  bahwa   umumnya  peserta  didik  menyukai  mata  pelajaran  pendidikan  agama. Berdasarkan urutan mata pelajaran yang disukai ternyata Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran terfavorit yang dipilih oleh peserta didik, sedangkan mata pelajaran Pendidikan Agama berada di urutan pilihan ke 15 dari 22 mata pelajaran. Sebagian besar peserta didik yang menyukai pelajaran agama beralasan agama sangat penting bagi kehidupan dan agama yang dianut wajib hukumnya dipelajari. Alasan tidak suka terhadap pendidikan agama karena pada pelajaran pendidikan agama terdapat materi yang sulit dipahami, disusul oleh faktor cara mengajar guru agama yang tidak menyenangkan, kemudian peserta didik beranggapan bahwa pelajaran agama terlalu banyak hafalan dan pelajaran agama di luar sekolah jauh lebih menarik dibandingkan di sekolah. Materi pelajaran dan metode mengajarnya memadai, menyenangkan, guru agama dianggap cukup menguasai pelajaran. Pendidikan Agama berpengaruh positif bagi pembentukan perilaku dan akhlak yang baik di kalangan peserta didik. Sebagian besar peserta didik setuju jika mata pelajaran Pendidikan Agama diujikan secara nasional.