PEMIKIRAN LUDWIG WITTGENSTEIN TENTANG EKSISTENSI TUHAN

Abstract

Tulisan ini mengkaji pemikiran Ludwig Wittgenstein tentang eksistensi Tuhan. Pokok masalah difokuskan pada upaya mengungkap bagaimana seting historis Witgenstein, bagaimana pemikirannya dan implikasi pemikirannya. Kajian ini menggunakan pendekatan historis filosofis, dengan tujuan untuk mengidentifikasi konsep pemikiran Witgenstein tentang eksistensi Tuhan berikut historisitas pemikirannya. Dalam usahanya mengetahui Tuhan, Witgenstein menggunakan pendekatan filsafat bahasa. Witgenstein beranggapan bahwa setiap hal yang dipikirkan harus pula dapat diucapkan. Ketika kita berbicara tentang bahasa sebagai ekspresi pengucapan pikiran, demkian Wittgenstein, maka pembatasan bahasa juga berarti pembatasan pikiran. Dari sini ia kemudian melihat bahwa pengalaman mistik merupakan pengalaman yang hanya dapat ditunjuk dan dialami, tetapi kita tidak bisa berbicara tentangnya karena bahasa kita sendiri juga sifatnya terbatas. Sesuatu yang berbau metafisika, seperti Tuhan menurutnya adalah mistik dan tidak perlu ditafsirkan, karena Tuhan bukanlah obyek fisik yang terbatas, Tuhan bukanlah sebuah nama barang, Tuhan merupakan semangat dan bukan fisik. Pemikiran Witgenstein semacam ini pada gilirannya telah melahirkan aliran positivisme logis.