Truth and Love in Sexual Ethics of Islam
Abstract
Tulisan ini berpretensi untuk mengelaborasi salah satu unsur penting dalam etika seksual Islam yakni cinta untuk memperkuat dasar pernikahan. Cinta adalah dialog dan perjumpaan antara dua ‘Aku” yang kemudian melebur dalam ke-aku-an kekasih. Pandangan ini menunjukkan adanya beberapa komponen dalam cinta. Pertama, dialog dan perjumpaan mengisyaratkan kesetaraan eksistensi dan subyek yang otonom yang memiliki kebebasan determinasi-nya. Kedua, konsekuensi logis dari relasi dialog adalah mutualitas di mana masing-masing saling berbagi kasih sayang. Ketiga, kesatuan antara dua aku yang tidak menghilangkan subyektifitas masing-masing aku. Cinta meniscayakan adanya kemuliaan dan kesetiaan seperti yang digariskan oleh moralitas dan agama. Cinta juga sangat berkaitan dengan panca indera, karena penggunaan yang tepat berbasis pada prinsip abstinensi justru akan menguatkan ikatan cinta. Selain itu, akal juga penting dalam cinta, karena eksistensinya dapat mencegah efek negatif dalam memaknai dan merealisasikan cinta. Terakhir, cinta sangat terkait dengan pernikahan, karena hanya dengannya cinta dapat mencapai kondisi sempurna dan mengantarkan seseorang pada kebenaran dan kebijaksanaan.