TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF PADA BAITUL MAL PROVINSI ACEH

Abstract

This research generally aims to analyze the implementation of zakah productive at Baitul Mal Aceh on the ‘becak mesin’ and ‘perdagangan' programs. In specific, it aims to analyze the successful variation between the two programs, and the Baitul Mal evaluation pattern in measuring the accomplishment level of the mustahik (zakah beneficiaries). Data for this study were collected through interviews, observation, questionnaire and documentation study. To analyze the data, it employed the comparative descriptive method which at first exposed the utilization pattern of zakah productive and followed by the comparison between the two programs. The results show that ’perdagangan’ program relatively receives higher successful rate comparing to the other program. It reveals that in the ’perdagangan’ program, the mustahik was guided and mentored up to several stages so that the mustahik will completely be able to stand alone. While for the mustahiq of ’becak mesin’ program, they were just only guided until they were able to pay back the initial loan. Following to the payback, they were completely unsupervised. This study suggests that the Baitul Mal should also provide supervision for the mustahik of ‘becak mesin’ thoroughly similar to the mustahik of ‘perdagangan’ program so that the mustahik will also receive similar accomplishment. =========================================== Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis implementasi pendayagunaan zakat produktif pada Baitul Mal Aceh dalam program becak mesin dan perdagangan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat keberhasilan antara program becak mesin dan perdagangan serta dan pola evaluasi Baitul Mal dalam mengukur tingkat keberhasilan mustahik. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara, observasi, angket dan data dokumentasi. Analisis data menggunakan metode deskriptif komparatif dengan memaparkan terlebih dahulu pola pendayagunaan zakat produktif, selanjutnya dari data yang ada akan dibandingkan untuk melihat program mana yang lebih berhasil dalam implementasinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program perdagangan lebih berhasil dibandingkan dengan program becak mesin. Hal ini disebabkan karena pada program perdagangan para mustahik dibina sampai beberapa tahap sehingga para mustahik perdagangan benar-benar mandiri. Sedangkan pada program becak mesin, mustahik hanya dibina sampai mereka melunasi semua setoran harga becak. Setelah becak tersebut lunas dan menjadi milik mustahik, maka mustahik tersebut tidak lagi mendapatkan pembinaan dari pihak Baitul Mal. Penelitian ini menyarakankan agar pihak Baitul Mal dapat meningkatkan pembinaan terhadap mustahik becak mesin, agar mustahik tersebut lebih termotivasi dalam melunasi setoran harga becak dan mereka benar-benar mandiri.