POLA DAKWAH DALAM ERA INFORMASI

Abstract

Dengan tersedianya alat-alat teknologi informasi, seperti internet, e-mail, twitter, facebook, whatsapp, BBM, e-book, televisi digital dan lain-lain pada zaman sekarang,telah mengubah dunia menjadi sempit, karena setiap manusia bisa saling berkomunikasi dari belahan bumi yang satu dengan orang-orang yang berada di belahan bumi yang lain. Masa meluncurnya arus informasi dari suatu bangsa ke bangsa yang lain, melewati batas benua dan samudera, melalui alat-alat teknologi informasi yang sangat cepat itu disebut dengan era informasi. Kehadiran alat-alat teknologi informasi yang telah menimbulkan era informasi dan globalisasi,disamping telah memberi dampak positif yang mampu membawa kemudahan-kemudahan dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia, juga telah menimbulkan efek negatif yang tidak dikehendaki yang dapat mengancam nilai-nilai agama, moral dan kehidupan manusia sendiri. Oleh karena itu, kehadiran alat-alat teknologi informasi di samping menjadi tantangan bagi pelaksanaan kegiatan dakwah, juga dapat menjadi peluang bagi penyelenggaraan aktivitas dakwah dalam era informasi ini. Berdasarkan asumsi tersebut, maka tulisan ini bertujuan untuk merumuskan pola dakwah dalam menghadapi problema masyarakat di era informasi sehingga proses dakwah dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan tantangan-tantangan yang muncul dapat diatasi secarabijaksana. Ada beberapa kiat sebagai aktualisasi dari pola dakwah di era informasi yang ditawarkan dalam penulisan ini, di antaranya adalah makna da’i harus diperluas, tidak hanya terbatas pada apa yang disebut dengan muballigh, teungku, ustadz dan ulama yang tampil memberi ceramah, khutbah dan taushiyah keagamaan di tengah-tengah masyarakat, tetapi juga termasuk dalam makna da’i, seperti pekerja sosial yang muslim, dokter yang muslim dan konselor yang muslim, asalkan mereka ada usaha mengajak orang yang dihadapinya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Pola dakwah selanjutnya yang perlu dipertimbangkan adalah agar materi dakwah dapat diperluas dan diaktualisasikan menjadi realitas kehidupan duniawi untuk menuju kehidupan ukhrawi yang abadi. Selanjutnya mengenai medan dakwah sebagai tempat beradanya mitra dakwah tidak hanya dipusatkan di mesjid-mesjid, mushalla, meunasah dan tempat-tempat pengajian, tapi perlu diperluas kepada objek dakwah yang berada di cafe-cafe, restoran, kantor pemerintah dan swasta, hotel, rumah sakit, lembaga pemasyarakatan, stasion kereta api, terminal bis dan terminal kapal udara dan di tempat-tempat yang lain. Dalam era informasi ini pendekatan dakwah tidak hanya dirasa cukup dengan menggunakan pendekatan konvensional, seperti yang biasa digunakan selama ini, tapi harus diperluas dengan penggunaan pendekatan multi-dimensional, meliputi pendekatan struktural, pendekatan kultural, pendekatan sentripetal, pendekatan amal, pendekatan ekonomi, pendekatan seni, pendekatan keilmuan serta menggunakan multi media. KATA KUNCI : Pola Dakwah dan Era Informasi