PESIJUEK SEBAGAI MEDIA DAKWAH DI ACEH

Abstract

Budaya Peusijuek dalam masyarakat Aceh telah menjadi suatu amalan yang turun temurun dan tidak mungkin terhapus, bahkan senantiasa mengiringi setiap upacara, apakah sosio-budaya, sosio-kemasyarakatan maupun sosio-keagamaan. Contohnya orang yang melakukan ibadah haji juga tidak terlepas dari upacara peusijuek bahkan ketika pulang melaksanakan ibadah haji juga disambut dengan upacara peusijuek. Upacara peusijuek yang dilakukan masyarakat Aceh disesuaikan dengan tuntutan adat masing-masing daerah, masyarakat mempercayai bahwa jika segala sesuatu tanpa dibarengi dengan peusijuek, maka sesuatu yang buruk akan terjadi nantinya, peusijuek menjadi hal yang sangat bermakna dan sangat sakral bagi masyarakat Aceh dan diyakini sebagai ritual yang berkaitan dengan keagamaan, sehingga peusijuek menjadi budaya yang sangat sukar untuk dipisahkan dari masyarakat Aceh pada umumnya. Sebagaimana yang kita lihat sekarang yang berkembang di dalam masyarakat, peusijuek adalah suatu budaya yang tidak boleh ditinggalkan oleh masyarakat, khususnya kalangan awam, sebagaimana kita ketahui bahwa budaya peusijuek selain dipraktikkan oleh masyarakat Aceh yang khas budaya keislamannya, budaya ini juga dilakukan oleh masyarakat di luar Aceh salah satunya Hindu. Dan orang yang melakukan peusijuek bukan hanya kalangan awam tetapi juga tokoh agama, cendikiawan, dan ulama-ulama juga ikut melakukannya. Ajaran Islam konsepsi yang sempurna dan komprehensif, karena ia meliputi segala aspek kehidupan yang sempurna yang meliputi segala aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Sedangkan aspek sosiologi, Islam merupakan fenomena peradaban, kultural, dan realitas sosial dalam kehidupan manusia. Salah satu aktivitas keagamaan yang secara langsung digunakan untuk mensosialisasikan ajaran Islam bagi penganutnya dan umad manusia pada umumnya adalah aktivitas dakwah. Aktivitas ini dilakukan baik melalui lisan, tulisan, maupun perbuatan nyata.